Pemerintah Jepang Meminta Pembuat Smartphone Ciptakan Teknologi Kamera yang Bisa Deteksi Selfie Tidak Senonoh

Google+ Pinterest LinkedIn Tumblr +


Masalah yang sering kita temui di zaman sekarang adalah orang-orang dengan senang hati memamerkan aurat mereka sendiri kepada publik. Tentu tindakan seperti ini dapat mendorong orang lain ataupun anak di bawah umur untuk melakukan hal yang sama. Maka dari itu patut bagi orang tua untuk mendidik anak mereka secara tegas. Namun, apabila orang tua tidak mampu maka pemerintahlah yang akan bertindak.

Seperti yang terjadi di Jepang baru-baru ini, pemerintah di sana sedang mengeluarkan pengumuman tegas bagi pengguna smartphone supaya menghindari atau menghentikan “selfie tidak senonoh”. Tindakan tegas ini dipercaya dapat membantu anak-anak dan remaja untuk tetap aman di internet dengan cara menghormati privasi mereka.

Pemerintah juga menjelaskan bahwa “masalah ini semakin lama semakin rumit diatasi karena banyaknya smartphone yang saat ini hadir dengan kamera terbaiknya, dan di mana ada kamera, disitu ada selfie.” Meskipun foto selfie bukanlah kejahatan, tetapi sebagian anak muda mungkin bisa saja tergoda untuk melakukan selfie telanjang, atau dalam kasus terburuk, memenuhi keinginan orang lain untuk melakukannya.

Memang benar apa yang disebutkan bisa memicu orang lain untuk melakukan perilaku tersebut. Mulai dari dikirim ke orang lain, diposting online, atau bahkan dibocorkan oleh hacker, sehingga pemerintah di sana secara tegas meminta pembuat smartphone untuk menerapkan teknologi yang bisa mendeteksi selfie tidak senonoh.

Ternyata keputusan ini merupakan bagian dari rencana dasar kelima tentang langkah-langkah melestarikan penggunaan smartphone yang aman dan terjamin bagi kaum muda. Pemerintah Jepang juga menjelaskan bahwa rencana ini akan mencakup inisiatif seperti program pendidikan di sekolah untuk membantu kaum muda menyesuaikan diri dengan dunia digital, kampanye kesadaran tentang konten berbahaya dan praktik predator yang hadir secara online, dan promosi cara untuk menangani masalah secara eksklusif berbasis Internet sebagai cyberbullying.

Terlepas dari niat baiknya, ternyata tidak banyak juga kaum muda yang menolak dengan berkomentar sarkasme dan kritikan tegas sebagai berikut:

  • Apa sih? Siapa yang memutuskan apa yang dianggap tidak pantas? Lagi pula, bagaimana dengan kamera biasa?.
  • Ini tidak berguna. Anda dapat menggunakan kamera lain untuk mengambil foto dan mengirimkannya, tanpa memerlukan smartphone. Ini masih jauh dari menemukan solusi nyata untuk menyelesaikan masalah.
  • Bukankah ini cara yang aneh untuk menangani masalah?.
  • Ini adalah kebodohan yang luar biasa. Apakah pemerintah Jepang baik-baik saja?.

Perlu dicatat bahwa pembuat smartphone telah menerapkan teknologi seperti ini bahkan sebelum pemerintah memintanya, meski belum jelas kesuksesan teknologi tersebut tetapi secara efisien dapat menyaring konten tidak senonoh yang beredar media sosial. Seperti dengan masalah sensor yang ditambahkan ke dalamnya, sehingga aturan pembatasan selfie ini tampaknya sedikit kontroversial dan sebagian juga tidak peduli terhadap penerapannya.

Source

Yomiuri Shimbun



Share.