Anime News Plus – Sekarang mari kita ulas cerita “GATE” (Gate: Jieitai Kanochi nite, Kaku Tatakaeri) dengan lebih terstruktur. Awalnya, cerita ini berasal dari novel, yang memiliki detail cerita lebih kaya namun dengan ilustrasi yang terbatas, berbeda dengan manga. Versi manga dan anime dari seri “GATE” memiliki perbedaan yang patut diperhatikan, masing-masing dengan detail uniknya.
Atmosfir Cerita
Versi manga menawarkan atmosfer yang lebih kelam dan berlapis. Detail politiknya lebih rumit, dan kondisi perang digambarkan dengan cara yang lebih menegangkan dan brutal. Sementara itu, versi anime cenderung lebih ringan. Detail politiknya tidak sekompleks, dan walaupun kondisi perang digambarkan secara dramatis, ia tidak sebrutal seperti dalam versi novel.
Grafik
Membedakan gaya seni grafis memang terdengar tidak lazim. Namun, yang ingin saya tekankan di sini adalah pendekatan artistik dalam penggambarannya. Dalam versi manga mengedepankan gaya yang tajam dan fokus, tidak terpaku pada estetika ‘moe’ yang menggemaskan. Di sisi lain, adaptasi anime-nya lebih mengikuti konvensi visual anime standar, dengan penekanan pada karakter-karakter wanita yang ‘moe’. Sebuah gaya penggambaran yang lebih mirip dengan “Vinland Saga” atau “Attack on Titan” mungkin akan lebih cocok.
Detail Narasi
Narasi dalam versi manga terasa lebih berbobot dan sesuai dengan nuansa yang lebih dewasa. Sebaliknya, versi anime menyajikan narasi yang lebih ringan dan lebih mudah dicerna, khususnya dalam hal aspek politiknya.
Detail Cerita
Secara umum, versi anime sering kali memiliki detail cerita yang lebih sedikit dibandingkan dengan versi manganya atau bahkan novelnya. Hal ini dikarenakan keterbatasan waktu tayang dan atau strategi untuk menjaga agar penonton tidak merasa bosan oleh narasi yang rumit dan panjang. Akibatnya, versi anime terkadang terlihat kurang memuaskan dibandingkan dengan manga atau novel, karena terdapat banyak detail penting yang tidak disertakan. Itu juga berlaku pada seri cerita ini.
Sebagai contoh, dalam versi manga dari cerita “GATE”, Tim Itami telah bertemu dengan salah satu dewa, namun urutan cerita di versi anime berbeda. Saat karakter Lelei akan menghadiri sidang pendidikan sihir, dalam versi manga tim Itami seharusnya berkeliling desa sekitar untuk sebuah undangan tamu kehormatan karna mengalahkan naga api dan kemudian mereka menuju kuil karna undangan dari langsung dari dewa sebelumnya, tetapi adegan ini dihilangkan dalam anime dan langsung menuju bagian Lelei mengikuti sidang pendidikan sihir.
Ada dua kemungkinan alasan untuk ini: pertama, mungkin dilakukan untuk mempersingkat durasi tayang sehingga anime dapat selesai dalam 24 episode sambil mencapai klimaks yang tepat; atau kedua, hal tersebut disengaja untuk membangun narasi cerita untuk musim kedua.
Target Pasar Yang Beda
Yang membuat ini jadi sangat berbeda karna target pasarnya. Versi manga dirancang khusus untuk pembaca dewasa (usia 21 tahun ke atas) karena mengandung elemen politik internasional yang bisa mengundang isu yang melibatkan negara-negara seperti Rusia, Amerika, dan Tiongkok. Selain itu, manga ini juga menampilkan pembunuhan yang brutal, adegan gore, perbudakan, prostitusi, dan ketelanjangan eksplisit.
Di sisi lain, versi anime diadaptasi agar lebih sesuai untuk semua umur, dengan mengurangi unsur-unsur tersebut dan mensensor pakaian zaman pertengahan yang agak terlihat vulgar di versi manganya. Namun, atmosfer dan ketegangan yang hilang di versi manga digantikan melalui penggunaan musik latar serta adegan aksi yang lebih dramatis dan menegangkan pada versi animenya.
Dalam perbandingan nyata antara kedua versi, perbedaan grafis terlihat jelas, terutama dalam adegan di mana pasukan Itami menginap di sebuah penginapan yang dimiliki oleh petinggi militer. Tujuan mereka adalah untuk mengawal warga dari daerah khusus dan menghindari sabotase oleh negara-negara seperti Tiongkok, Rusia, dan Amerika, setelah konferensi pers di Bumi tentang adanya ras lain di balik GATE dan pembahasan menyudutkan militer Jepang yang dilakukan oleh pengkritik pemerintah.
Dalam adegan tersebut, versi manga menampilkan pertarungan yang jauh lebih brutal. Terjadi pertempuran sengit antara agen dari berbagai negara dan setengah dewa Rory, yang memburu mereka dengan kejam. Manga ini menggambarkan secara detil adegan-adegan kekerasan, seperti pembantaian dan tubuh yang terbelah.
Sebaliknya, versi anime dari adegan ini jauh lebih sedikit menampilkan kebrutalan. Meskipun pertempuran antara agen dan pembantaian oleh Rory di perlihatkan, adegan yang menampilkan kekerasan ekstrem, seperti tubuh yang terbelah hingga Rory yang tertembak puluhan peluru, tidak ditampilkan. Hanya adegan di mana seorang agen Amerika kehilangan tangannya karena serangan Rory yang diperlihatkan, dan bahkan itu digambarkan dengan cara yang sangat hati-hati.
Perbedaan ini mencerminkan target pasar yang sangat berbeda antara kedua adaptasi tersebut.
Kesimpulan: Jadi, apakah versi animenya buruk?
Tidak juga. Jika kamu telah membaca manga atau novelnya, mungkin versi anime terlihat kurang. Namun, bagi kamu yang belum membaca adaptasi lain dan langsung menonton anime, versi ini sangat menarik.
Menurut saya pribadi, adaptasi anime ini sangat bagus, karena dikemas dengan baik. Adaptasi anime dengan cerita yang berat dan terdapat unsur politik hingga prostitusi itu sangat sedikit karena risikonya sangat besar dan bisa membuat anime itu tidak terlalu laku karena mendapatkan banyak kecaman dari media penyiaran Jepang dan berakhir dengan hanya tersedia khusus dalam bentuk BD yang di jual dan dipublikasikan secara khusus.
Namun mereka membuatnya menjadi lebih ramah untuk ditonton kebanyakan umur atau setidaknya minimal di atas 15 tahun dan terlihat seperti menonton anime ala-ala isekai pada umumnya.