Shinji Takamatsu: China Mengharuskan Seluruh Episode Anime Selesai 3 Bulan Sebelum Mulai Ditayangkan

Bukan rahasia umum lagi bahwa tidak sedikit seri animasi di Jepang diproduksi saat anime tersebut sedang mengudara atau berstatus on-going. Di beberapa kasus seperti Attack on Titan Final Season, MAPPA bahkan baru bisa menyelesaikan episode ketujuhnya sehari sebelum ditayangkan.

Meski masih harus mengejar deadline yang berbeda, nampaknya kondisi tersebut berbanding terbalik dengan permintaan pasar China. Fakta ini diungkap oleh Shinji Takamatsu, sutradara sekaligus penulis storyboard animasi yang saat ini sedang mengerjakan beberapa judul anime Jepang untuk disiarkan di negara tirai bambu tersebut. Melalui cuitannya di Twitter, ia menjelaskan keadaan industri animasi Jepang saat ini dan ketergantungan mereka pada investasi dari China.

最近のアニメは、制作期間が長くてどのへんでピークがくるのか予想しづらい。前は放送中が一番忙しかった。全話納品が増えたせいだが、その主な理由は中国の考査で、放送3ヶ月前には考査にかける必要がある。国内でペイするのが難しい状況では海外番販は必須なのだ。

— 高松信司 (@takama2_shinji) May 28, 2021

“Masa produksi anime baru sekarang ini begitu lama dan sulit untuk memprediksi kapan puncak prosesnya akan datang. Dulu, saya sangat sibuk selama anime sedang disiarkan. Sekarang itu tidak terjadi. Alasan utamanya adalah adanya permintaan peningkatan produksi semua episode, yang perlu diselesaikan tiga bulan sebelum penayangannya di sana, karena harus melewati proses peninjauan (review) dari China. Dalam situasi di mana sulit untuk mendapatkan uang di Jepang, penjualan di luar negeri sekarang sangat penting.”

Takamatsu menambahkan: Kemarin, saya mengadakan pertemuan tentang sebuah proyek yang akan tayang perdana pada Musim Gugur 2021 (Oktober-Desember) dan lainnya yang akan dirilis pada Musim Semi 2022 (April-2022), sungguh melelahkan!

現場的には「放送の3ヶ月前に全話納品ね」と言われたら、そのとおりに作るしかないし、どうビジネスをするかに対しては権限がないからね。

— 高松信司 (@takama2_shinji) May 29, 2021

Dalam industri, jika seseorang berkata, “Kirim seluruh episode tiga bulan sebelum penayangan perdana!” Anda tidak punya pilihan selain mengikuti instruksi tersebut, dan Anda tidak memiliki otoritas atas manajemen industri.