7 Anime yang Berhasil Tembus Ajang Oscar!

Google+ Pinterest LinkedIn Tumblr +


Meski dunia anime sudah lama dikenal secara global, hanya beberapa judul yang berhasil menembus ajang penghargaan film bergengsi seperti Academy Awards. Deretan anime ini pernah masuk nominasi kategori Best Animated Feature, dan meski tak semuanya menang, pencapaian tersebut tetap menjadi tonggak sejarah yang membanggakan. Yuk kita mulai dari daftar yang terendah terlebih dahulu.

The Wind Rises (2014)

Jiro Horikoshi merupakan tokoh utama dalam film ini, yang sejak kecil bercita-cita menjadi perancang pesawat terbang. Meskipun tidak bisa menjadi pilot karena penglihatannya yang buruk, ia tetap mengejar mimpinya dengan belajar teknik dan bergabung dengan perusahaan pembuat pesawat di Jepang. Seiring berjalannya waktu, Jiro menjadi salah satu perancang utama pesawat militer Jepang pada era Perang Dunia II.

Alur cerita berfokus pada perjuangan Jiro dalam menciptakan desain impiannya sambil menghadapi kenyataan pahit bahwa karyanya akan digunakan dalam perang. Kehidupan pribadinya pun tidak kalah menyakitkan, karena ia jatuh cinta pada seorang perempuan yang menderita penyakit parah. Di tengah tekanan politik dan beban moral, Jiro tetap melanjutkan pekerjaannya meskipun tahu bahwa hasilnya akan dimanfaatkan untuk kehancuran.

Disutradarai oleh Hayao Miyazaki dan sempat disebut sebagai karya terakhirnya sebelum ia mengurungkan niat pensiun. The Wind Rises masuk nominasi Oscar pada tahun 2014 dan akhirnya kalah dari Frozen. Walau begitu, film ini memenangkan 25 penghargaan lainnya dan menjadi salah satu karya Studio Ghibli dengan pendapatan tertinggi secara global.

Howl’s Moving Castle (2006)

Sophie, seorang gadis muda yang bekerja di toko topi, secara tiba-tiba dikutuk oleh penyihir menjadi wanita tua. Untuk mencari cara membalikkan kutukan tersebut, ia memulai perjalanan dan tanpa sengaja masuk ke kastil berjalan milik Howl, seorang penyihir kuat namun misterius. Hubungan mereka tumbuh secara perlahan, diiringi oleh konflik dunia sihir dan perang yang mengancam kehidupan banyak orang.

Karakter Howl digambarkan sebagai sosok eksentrik yang menyembunyikan sisi rapuhnya, sementara Sophie yang awalnya merasa tidak berdaya mulai menunjukkan keberanian dan keteguhan hati. Sepanjang cerita, berbagai makhluk unik, sihir aneh, dan pemandangan fantastis mengisi latar film, menjadikannya penuh warna dan petualangan. Walaupun diadaptasi dari novel karya Diana Wynne Jones, film ini memiliki arah cerita yang khas ala Miyazaki.

Dirilis pada tahun 2004 dan masuk nominasi Oscar pada tahun 2006, Howl’s Moving Castle akhirnya kalah dari Wallace & Gromit: The Curse of the Were-Rabbit. Meski begitu, film ini berhasil meraih 14 penghargaan dari berbagai festival film dan kritikus, serta mencatat pendapatan global lebih dari 236 juta USD, menjadikannya salah satu film anime dengan capaian komersial besar.

Spirited Away (2003)

Petualangan dimulai ketika Chihiro, seorang gadis kecil, dan kedua orang tuanya tanpa sengaja masuk ke dunia roh saat perjalanan pindahan. Ketika orang tuanya berubah menjadi babi karena melanggar aturan dunia itu, Chihiro harus menemukan cara untuk menyelamatkan mereka. Ia kemudian bekerja di pemandian umum roh yang dikelola oleh penyihir bernama Yubaba, sembari menghadapi berbagai makhluk aneh dan tantangan berbahaya.

Sepanjang film, Chihiro berubah dari anak penakut menjadi pribadi yang lebih tangguh, penuh empati, dan mampu mengambil keputusan penting. Interaksinya dengan karakter seperti Haku, No-Face, dan Lin membentuk hubungan emosional yang kuat dan bermakna. Visual khas Studio Ghibli yang detail, bersama alunan musik yang menyentuh, membuat atmosfer film terasa hidup dan memikat.

Spirited Away tidak hanya dinominasikan tetapi juga memenangkan Oscar pada tahun 2003 untuk kategori Best Animated Feature. Ini menjadikannya satu-satunya anime yang pernah meraih penghargaan tersebut hingga saat ini. Selain itu, film ini meraih lebih dari 50 penghargaan lainnya dan mencetak rekor sebagai film anime terlaris sepanjang masa di Jepang selama hampir dua dekade sebelum dikalahkan oleh Demon Slayer: Mugen Train.

The Red Turtle (2017)

anime oscar

Dalam proyek kolaborasi antara Studio Ghibli dan studio asal Prancis, The Red Turtle mengisahkan seorang pria yang terdampar di sebuah pulau tak berpenghuni. Setelah beberapa kali mencoba melarikan diri dan selalu digagalkan oleh seekor kura-kura merah misterius, ia mulai menerima kehidupannya di pulau tersebut. Tanpa dialog, film ini mengandalkan visual dan musik untuk menyampaikan emosi dan cerita.

Ketika si pria menyerang kura-kura karena frustrasi, peristiwa aneh terjadi: kura-kura itu berubah menjadi seorang wanita. Dari sinilah kisah kehidupan, cinta, dan keluarga dimulai. Narasi film ini sangat simbolik dan banyak menyoroti siklus kehidupan manusia di tengah alam yang sunyi. Gaya animasinya sangat minimalis, tetapi tetap memikat dan menyentuh dengan caranya sendiri.

Film anime ini mendapatkan nominasi Oscar pada tahun 2017 untuk Best Animated Feature, meski akhirnya kalah dari Zootopia. Namun, The Red Turtle tetap diakui secara internasional dan memenangkan sejumlah penghargaan, termasuk Prix Spécial Un Certain Regard di Festival Film Cannes, serta menjadi perwakilan gaya penceritaan yang lebih tenang dan artistik dalam dunia animasi modern.

When Marnie Was There (2016)

anime oscar

Ketika kesehatannya memburuk, Anna, seorang gadis berusia 12 tahun, dikirim untuk tinggal bersama kerabatnya di pedesaan. Dalam suasana baru yang tenang dan jauh dari hiruk-pikuk kota, ia menemukan rumah tua di tepi rawa. Rumah tersebut dihuni oleh Marnie, seorang gadis misterius yang tampaknya hidup dalam dimensi yang berbeda. Seiring waktu, hubungan keduanya semakin dekat, meskipun identitas Marnie sendiri semakin membingungkan.

Di balik interaksi mereka yang semakin intens, terungkap bahwa Marnie bukanlah manusia biasa, melainkan representasi masa kecil dari nenek Anna yang telah lama tiada. Hal ini memberikan makna mendalam terhadap kisah yang awalnya hanya tampak seperti persahabatan sederhana. Tema tentang keluarga, kehilangan, dan memori menjadi benang merah yang kuat dalam alur cerita ini.

Anime ini dirilis pada tahun 2015 dan masuk nominasi Oscar di tahun berikutnya. Meskipun akhirnya kalah dari Inside Out milik Pixar, When Marnie Was There tetap diakui dalam berbagai festival film dan berhasil memenangkan tiga penghargaan penting dari juri anak dan remaja di tahun yang sama.

Mirai (2018)

anime oscar

Kisahnya dimulai dari Kun, seorang anak laki-laki berusia empat tahun yang merasa posisinya di keluarga tergeser setelah kelahiran adik perempuannya, Mirai. Ketidakpuasan dan kecemburuan yang ia rasakan mendorongnya untuk menjauh dari keluarganya, sampai akhirnya ia menemukan taman di halaman rumah yang bisa membawanya menjelajah waktu. Melalui perjalanan tersebut, Kun bertemu dengan berbagai anggota keluarganya dalam versi muda, termasuk Mirai dari masa depan.

Perjalanan waktu yang dilakukan Kun bukan hanya sekadar petualangan, melainkan pengalaman pembelajaran tentang cinta keluarga, tanggung jawab, dan pengertian. Setiap perjumpaan di masa lalu dan masa depan membuatnya lebih memahami orang-orang di sekitarnya dan akhirnya mengubah caranya memperlakukan adik perempuannya. Perspektif anak kecil yang polos menjadi kekuatan utama dalam penyampaian narasi film ini.

Disutradarai oleh Mamoru Hosoda, Mirai menjadi anime non-Ghibli pertama yang masuk nominasi Oscar dalam kategori Best Animated Feature. Meski harus mengakui kekalahan dari Spider-Man: Into the Spider-Verse, film ini tetap mendapat pengakuan internasional dengan total lima penghargaan, termasuk Annie Award untuk kategori animasi independen terbaik.

The Tale of Princess Kaguya (2015)

anime oscar

Diangkat dari legenda Jepang kuno, kisah dalam film ini mengikuti perjalanan seorang putri yang ditemukan dalam sebatang bambu oleh sepasang suami istri lanjut usia. Putri tersebut tumbuh dengan cepat dan menarik perhatian banyak bangsawan, namun menyimpan rahasia bahwa ia sebenarnya berasal dari bulan. Sepanjang hidupnya di bumi, ia menghadapi tekanan sosial, dilema cinta, dan perasaan kehilangan yang mendalam.

Gaya animasi yang digunakan dalam film ini sangat berbeda dari anime pada umumnya. Alih-alih menggunakan teknik digital modern, film ini mengusung tampilan gambar tangan yang menyerupai lukisan tinta tradisional Jepang. Pendekatan visual ini mendukung nuansa dongeng dan menonjolkan keindahan budaya Jepang dalam bentuk yang sangat artistik.

Disutradarai oleh Isao Takahata, pendiri Studio Ghibli, film ini menjadi karya terakhirnya sebelum wafat pada 2018. Anime The Tale of Princess Kaguya dinominasikan untuk Oscar pada 2015 namun kalah dari Big Hero 6. Meski begitu, film ini berhasil meraih 13 penghargaan lainnya, termasuk penghargaan sutradara terbaik di Tokyo Anime Award 2015.

Nah Geeks, itu dia deretan anime yang berhasil masuk Oscar, baik sebagai nominasi maupun pemenang. Meskipun tidak semua membawa pulang piala, setiap judul memiliki nilai artistik dan narasi yang kuat hingga mampu mendapat pengakuan di panggung perfilman dunia. Kalau kamu penggemar anime berkualitas tinggi, daftar ini bisa jadi panduan tontonan wajib!

Artikel 7 Anime yang Berhasil Tembus Ajang Oscar! pertama kali tampil pada Greenscene.

Share.