Captain Tsubasa adalah seri manga dan anime olahraga yang diciptakan oleh Yōichi Takahashi, pertama kali diterbitkan pada tahun 1981 di Weekly Shōnen Jump. Cerita ini berfokus pada Tsubasa Ozora, seorang bocah berbakat dalam sepak bola yang bercita-cita menjadi pemain terbaik di dunia. Dengan semangat pantang menyerah dan teknik luar biasa, ia bersama timnya menghadapi berbagai rival tangguh seperti Kojiro Hyuga dan Genzo Wakabayashi, dari tingkat sekolah hingga internasional. Nah dalam seri Captain Tsubasa, ternyata ada beberapa striker terbaik yang pernah diperkenalkan dalam cerita. Siapa saja striker terbaik di Captain Tsubasa? Simak berikut ini!
Kojiro Hyuga
Kojiro Hyuga menjadi saingan terbesar Tsubasa dari Jepang. Dikenal sebagai “Harimau Jepang” karena gaya bermainnya yang agresif dan tendangan “Tiger Shot” yang kuat, Hyuga berperan sebagai striker utama dalam seri Captain Tsubasa ini. Ia berasal dari keluarga kurang mampu di Saitama dan kehilangan ayahnya pada usia muda, sehingga harus bekerja paruh waktu untuk membantu keluarganya. Situasi ini membentuk kepribadiannya yang keras dan determinasi tinggi di lapangan.
Hyuga memulai karier sepak bolanya di Meiwa FC pada tingkat sekolah dasar dan kemudian melanjutkan ke Akademi Toho saat sekolah menengah. Selama periode ini, ia sering berhadapan dengan Tsubasa dalam berbagai turnamen, menciptakan rivalitas yang intens namun saling menghormati. Meskipun awalnya dikenal karena pendekatan bermain yang keras, Hyuga mengalami perkembangan karakter yang signifikan, belajar mengendalikan emosinya dan memahami pentingnya kerja sama tim.
Dalam perjalanan kariernya, Hyuga bergabung dengan tim nasional Jepang U-16 dan berpartisipasi dalam berbagai turnamen internasional. Ia kemudian menandatangani kontrak dengan Juventus FC di Italia, namun dipinjamkan ke Reggiana di Serie C untuk mengembangkan keterampilannya lebih lanjut.
Ryoma Hino
Striker handal berikutnya dari franchise Captain Tsubasa adalah Ryoma Hino. Ryoma Hino adalah pemain asal Uruguay keturunan Jepang generasi ketiga yang berposisi sebagai penyerang. Dikenal karena gaya bermainnya yang agresif dan fisik yang kuat, Hino dihormati oleh pemain di seluruh dunia atas bakatnya yang luar biasa. Dalam alur cerita World Youth, Hino awalnya tidak terpilih untuk tim nasional Uruguay oleh pelatih Rubens.
Namun, ia menarik perhatian Minato Gamo, yang kemudian memasukkannya ke dalam tim Real Japan 7, sebuah tim bayangan yang dibentuk untuk melatih tim nasional Jepang. Setelah Real Japan 7 dibubarkan, Hino kembali ke Uruguay dan bergabung dengan tim nasionalnya untuk berkompetisi dalam turnamen internasional. Salah satu teknik andalan Hino adalah “Tornado Shot,” sebuah tendangan kuat yang mampu mengalahkan kiper lawan dan mencetak gol dari jarak jauh.
Setelah turnamen internasional, Hino melanjutkan karier klubnya dengan bermain untuk River Plate di Argentina. Tubuhnya yang besar dan kekar menjadi hal yang menakutkan bagi bek lawan. Ryoma Hino bahwa bisa membuat para bek lawan dijatuhkan dengan mudah hanya dengan sekali hentak.
Sho Shunko
Sho Shunko, atau dalam bahasa Mandarin dikenal sebagai Xiao Junguang, menjadi satu lagi striker hebat yang berasal dari Asia, selain Tsubasa. Ia pertama kali muncul dalam arc “Battle of World Youth” sebagai pemain berbakat dari Tiongkok yang kemudian bergabung dengan FC Bayern Munich di Jerman.
Sho dikenal sebagai pemain individualis yang lebih suka menyendiri, bahkan saat menonton pertandingan tim lain, ia memilih duduk terpisah dari rekan-rekannya. Di Bundesliga, ia dijuluki “Chinese Ace Killer” karena kemampuannya yang luar biasa di lapangan. Salah satu teknik andalannya adalah “Counter Shot”, di mana Sho mampu membaca timing dan gerakan lawan saat menendang, lalu menggunakan tendangannya sendiri untuk segera mengembalikan bola ke gawang lawan.
Namun, teknik tersebut memberikan tekanan besar pada tubuhnya, sehingga Sho tidak dapat mempertahankannya sepanjang pertandingan jika digunakan terlalu sering. Dalam perjalanan kariernya, Sho menunjukkan bakat luar biasa sebagai gelandang dan penyerang, menjadi bintang di berbagai tim muda Tiongkok, termasuk tim U-19 dan tim Olimpiade. Bersama FC Bayern Munich, ia bermain bersama rekan setim seperti Karl-Heinz Schneider dan Stephan Levin, memperkuat posisinya sebagai salah satu pemain kunci dalam klub tersebut.
Elle Sid Pierre
Elle Sid Pierre dikenal sebagai kapten dan gelandang serang tim nasional Prancis. Pierre dikenal dengan julukan “Field Artist” karena gaya bermainnya yang elegan dan teknik luar biasa yang memukau para penggemar. Lahir pada 16 Agustus, Pierre berasal dari keluarga kaya, namun merasa tidak nyaman dengan gaya hidupnya yang aman. Ia menemukan pelarian dalam sepak bola, meyakini bahwa di lapangan, semua orang memiliki kedudukan yang setara, terlepas dari latar belakang mereka.
Dalam turnamen International Junior Youth yang diadakan di Prancis, Pierre memimpin timnya hingga semifinal, di mana mereka kalah dari Jepang melalui adu penalti. Meskipun demikian, Pierre dianggap sebagai salah satu pemain terbaik dalam turnamen tersebut, mencetak tiga gol dan memberikan tiga assist kepada rekannya, Louis Napoleon. Kombinasi mereka dikenal sebagai “Eiffel Offensive,” yang menunjukkan sinergi kuat antara keduanya di lapangan.
Karier Pierre berlanjut di level klub bersama Girondins de Bordeaux dan tim nasional Prancis U-21. Menariknya, ia juga tampil dalam berbagai adaptasi video game, seperti Captain Tsubasa: Rise of the New Champions dan Captain Tsubasa: Dream Team, yang menampilkan keterampilan dan teknik khasnya.
Natureza
Sebagai striker berbakat dari Brasil, Natureza dikenal sebagai “Raja Sepak Bola” karena keterampilan dan bakat alaminya yang luar biasa. Natureza pertama kali muncul dalam arc World Youth, di mana ia menjadi rival utama Tsubasa Ozora. Dalam pertandingan final melawan tim Jepang, Natureza masuk sebagai pemain nomor 10 dan berhasil mencetak gol penyeimbang, meskipun akhirnya timnya kalah setelah Tsubasa mencetak gol penentu kemenangan.
Setelah kekalahan tersebut, Natureza termotivasi untuk meningkatkan kemampuannya dan memutuskan bergabung dengan klub Real Madrid di Spanyol, mengenakan nomor punggung 0. Langkah ini mempertemukannya kembali dengan Tsubasa, yang bermain untuk FC Barcelona, memperbarui rivalitas mereka di tingkat klub. Selain itu, dalam arc Rising Sun, Natureza bergabung dengan tim nasional Brasil U-23 bersama Carlos Santana dan Rivaul, dengan tujuan meraih medali emas Olimpiade pertama bagi Brasil di cabang sepak bola.
Salah satu teknik andalan Natureza adalah “Two-Stage Flying Drive Shot”, sebuah tendangan kuat yang menunjukkan keahliannya dalam mencetak gol dari jarak jauh. Selain itu, ia juga memiliki teknik “0° Back-Step Overhead Kick” dan “High-Speed Shadow Feint”, yang semakin memperkuat reputasinya sebagai pemain dengan keterampilan luar biasa.
Juan Díaz
Juan Díaz dikenal sebagai pemain jenius dengan teknik tinggi yang menggabungkan keterampilan sepak bola jalanan dan kemampuan fisik layaknya pesenam. Gaya bermainnya yang cepat dan lincah membuatnya dijuluki “Maradona II,” menandakan potensinya sebagai penerus legenda sepak bola Argentina, Diego Maradona. Díaz sering dibandingkan dengan Tsubasa Ozora, menciptakan rivalitas yang menarik antara keduanya.
Sebagai kapten dan gelandang serang tim nasional Argentina, Díaz sangat bertalenta. Dalam turnamen International Junior Youth yang diadakan di Prancis, Díaz memimpin tim Argentina meraih kemenangan telak atas Italia, memanfaatkan absennya kiper utama lawan, Gino Hernandez. Namun, langkah mereka terhenti di babak berikutnya setelah kalah dari Jepang. Díaz kemudian berpartisipasi dalam World Youth Tournament, di mana Argentina mengalahkan Ghana dan Korea Selatan di fase grup, tetapi mengalami kekalahan dari Belanda dan Jerman di babak selanjutnya.
Performa Díaz dalam turnamen ini dipengaruhi oleh cedera yang dialaminya selama liga Argentina. Selain kiprahnya di tim nasional, Díaz juga memiliki karier klub yang cemerlang. Setelah pulih dari cederanya, ia berhasil memenangkan Copa Libertadores bersama Boca Juniors dan kemudian bergabung dengan SSC Napoli. Dalam arc “Rising Sun,” Díaz kembali sebagai kapten tim Olimpiade Argentina, memimpin timnya melawan Nigeria, Belanda, dan Jepang.
Stefan Levin
Stefan Levin adalah kapten dan gelandang serang tim nasional Swedia. Levin dikenal dengan julukan “Dewa Penghancur Lapangan” karena permainannya yang agresif dan teknik menembak yang mematikan. Perubahan drastis dalam kepribadiannya terjadi setelah kematian tunangannya, Katarina Karen, yang meninggal dalam kecelakaan mobil saat menuju untuk menyaksikan pertandingannya.
Tragedi ini mendorong Levin untuk bertekad menjadi pemain sepak bola terbaik di dunia, meskipun harus mengorbankan lawan-lawannya di lapangan. Salah satu teknik andalan Levin adalah “Levin Shot,” sebuah tendangan kuat yang dirancang untuk mencederai lawan dan membuka peluang bagi timnya. Dalam pertandingan Bundesliga melawan Hamburger SV, tendangan ini menyebabkan cedera serius pada kiper Genzo Wakabayashi.
Di World Youth Tournament, Levin memimpin Swedia hingga perempat final, di mana mereka menghadapi Jepang. Selama pertandingan tersebut, Levin menyadari bahwa sepak bola seharusnya dimainkan dengan semangat sportivitas, bukan sebagai alat untuk menyakiti lawan. Setelah turnamen, Levin memutuskan untuk mengubah pendekatannya terhadap sepak bola dan menandatangani kontrak dengan Bayern Munich.
Karl-Heinz Schneider
Dalam seri Captain Tsubasa, Schneider diceritakan sebagai kapten dan striker utama tim nasional Jerman, serta dianggap sebagai salah satu pemain terbaik dalam Captain Tsubasa. Ia pertama kali muncul dalam pertandingan melawan Genzo Wakabayashi, di mana ia berhasil mencetak gol dari luar kotak penalti, sebuah prestasi yang jarang terjadi. Schneider memiliki teknik andalan bernama “Fire Shot”, sebuah tendangan kuat yang sering menghasilkan gol spektakuler.
Karakter yang berjuluk “Kaisar Muda” ini membulai debutnya di Hamburger SV Jr. Youth, di mana ia menunjukkan bakat luar biasa sebagai penyerang. Seiring waktu, ia bergabung dengan FC Bayern Munich, memperkuat posisinya sebagai pemain kunci dalam sepak bola Jerman. Di tingkat internasional, Schneider memimpin tim Jerman dalam berbagai turnamen, termasuk Paris World Cup, di mana mereka mengalahkan Kanada, Portugal, dan Uruguay dengan skor meyakinkan. Namun, dalam final melawan Jepang, timnya kalah meskipun Schneider mencetak dua gol.
Selain keterampilan individunya, Schneider dikenal karena kepemimpinannya di lapangan dan determinasi tinggi untuk meraih kemenangan. Hubungannya dengan rekan setim dan rival, seperti Wakabayashi, menambah kedalaman karakternya dalam cerita. Postur tubuhnya pun tinggi, membuat sosoknya ditakuti lawan.
Carlos Santana
Dalam cerita Captain Tsubasa, Carlos Santana dikenal sebagai striker utama di tim nasional Brasil. Dia mendapat julukan “Soccer Cyborg” karena gaya bermainnya yang efisien dan tanpa emosi. Julukan ini berasal dari masa lalunya yang penuh tantangan; sejak bayi, ia ditinggalkan oleh ibunya dan kemudian diadopsi oleh pasangan lanjut usia yang tragisnya meninggal dalam kecelakaan mobil. Tanpa keluarga, Santana diambil oleh Barsole Bara, pemilik Bara FC, yang melatihnya secara intensif, membentuknya menjadi pemain yang fokus hanya pada kemenangan tanpa merasakan kebahagiaan dari permainan itu sendiri.
Santana pertama kali bertemu dengan Tsubasa Oozora dalam final Kejuaraan Brasil, di mana ia bermain untuk CR Flamengo dan Tsubasa untuk São Paulo FC. Meskipun Santana menunjukkan keterampilan luar biasa dan mencetak hat-trick di setiap pertandingan menuju final, ia kalah dari Tsubasa dengan skor 4-3. Kekalahan ini menjadi titik balik bagi Santana, membantunya menemukan kembali sisi emosional dan kecintaannya pada sepak bola.
Setelah itu, ia bergabung dengan tim nasional Brasil yang dilatih oleh Roberto Hongo, di mana ia terus menunjukkan performa impresif, termasuk mencetak hat-trick dalam beberapa pertandingan selama World Youth Tournament. Dalam perkembangannya, Santana dikenal sebagai pemain kelas dunia, dengan beberapa jurnalis menyebutnya sebagai “penerus Pele” atau “penerus Zico”.
Tsubasa Ozora
Sebagai tokoh utama, wajar saja jika Tsubasa Oozora masuk sebagai striker terbaik. Dikenal sebagai anak ajaib sepak bola, Tsubasa bercita-cita membawa Jepang menjuarai Piala Dunia FIFA. Kisahnya dimulai saat ia berusia 11 tahun dan pindah ke kota Nankatsu, tempat ia bertemu dengan teman-teman yang kemudian menjadi rekan setim dan rivalnya. Sejak kecil, Tsubasa menunjukkan bakat luar biasa dalam sepak bola, dengan moto “Bola adalah teman saya,” mencerminkan dedikasinya yang mendalam terhadap olahraga ini.
Sepanjang perjalanannya, Tsubasa bergabung dengan berbagai tim, termasuk Nankatsu SC dan tim nasional Jepang, serta bermain di klub luar negeri seperti São Paulo di Brasil dan FC Barcelona di Spanyol. Posisi utamanya adalah gelandang serang dengan nomor punggung 10, namun ia juga kerap bermain sebagai penyerang alias striker. Tsubasa dikenal karena teknik khasnya seperti “Drive Shot” dan “Drive Overhead Kick,” yang menjadi andalannya dalam mencetak gol dan mengalahkan lawan-lawannya.
Postur tubuhnya pun tidak terlalu besar, dan dia memiliki kecepatan yang luar biasa ketika masuk ke jantung pertahanan musuh. Karena itulah Tsubasa ditakuti oleh pemain lama. Karakter Tsubasa pun telah menjadi ikon dalam budaya sepak bola, menginspirasi banyak pemain dan penggemar di seluruh dunia.
Itulah beberapa striker terbaik yang pernah ditampilkan dalam semesta Captain Tsubasa. Di antara karakter di atas, mana yang jadi favorit kalian Geeks?
Artikel 10 Striker Terbaik di Captain Tsubasa! pertama kali tampil pada Greenscene.