China Keluarkan Larangan Anime yang Menampilkan Kekerasan dan Pornografi

Google+ Pinterest LinkedIn Tumblr +


China kembali menjadi pusat perhatian setelah portal Newsweek Japan dan BIGLOBE melaporkan pelarangan penayangan dan produksi anime yang menampilkan adegan kekerasan dan pornografi di Negara Tirai bambu tersebut.

Hal itu dilakukan dengan tujuan agar China memliki konten yang sehat dan melindungi anak-anak di bawah umur dari konsumsi konten kekerasan atau pornografi.

Belumdiketahui apakah hal ini akan mempengaruhi industri anime di Jepang atau tidak, mengingat banyak perusahaan animasi dan investor dari Cina yang turut berpartisipasi dalam produksi anime di Jepang, namun jika China benar-benar serius maka para perusahaan animasi Cina tidak akan dapat berpartisipasi kembali.

Dalam mengendalikan industri hiburan khususnya produksi animasi, Cina mengupayakan untuk mendorong perusahaan anime untuk menghasilkan konten yang sehat.

Selain itu, Partai Komunis pun turut serta dalam hal ini dengan mengendalikan media siaran agar tidak menayangkan adegan kekerasan, vulgar atau pornografi. Menurut Badan pengawas penyiaran, Administrasi Radio dan Televisi Nasional, serial animasi merupakan konten utama yang dinikmati oleh anak-anak dan remaja, sehingga diperlukan konten yang benar, teladan dan menarik.

Pengendalian konten animasi ini menyebabkan serial live action Ultraman Taiga dan anime Kamisama ni Natta Hi (The Day I Became a God) dihapus dari platform streaming legal di China. Sampai detik ini belum ada detail jelas mengenai alasan dibalik penghapusan 2 serial tersebut, namun beberapa media menyampaikan bahwa hal tersebut merupakan sebuah respon dari penyesuaian internal.

Hilangnya serial live action Ultraman Taiga dari platform Tencent Video, YOUKU, iQiyu dan Bilibili menimbulkan pertanyaan dan keprihatinan dikalangan penggemar. Selain serial live action Ultraman Taiga, Kamisama ni Natta Hi dan beberapa judul anime lainnya turut diblacklist di beberapa platform.

Tindakan ini dipercayai merupakan sebuah bentuk pencegahan atas dampak terhadap mentalitas anak-anak dan remaja di China. Komite Provinsi Jiangsu untuk Perlindungan Hak dan Kepentingan Konsumen melaporkan 1.465 kasus pada tahun 2020 atas 21 animasi yang menampilkan adegan kekerasan dan kejahatan.

Dalam laporan tersebut, setidaknya disebutkan 5 judul anime yang mampu memberikan efek samping fatal bagi anak-anak, antara lain Ultraman Taiga, Detektif Conan, Boonie Bears, The Magician dan Heavenly Father. Namun, para pengguna internet berpendapat bahwa tuduhan mengenai tindakan buruk yang disebabkan oleh anime merupakan sebuah bahasan masalah yang tidak akan pernah ada ujungnya.

Pengendalian industri hiburan disebabkan oleh pertumbuhan penayangan tidak pantas yang tak terkendali, dan pengendalian dilakukan hampir di seluruh bidang industri seperti teknologi, pendidikan, dan budaya.

Bahkan para aktris dan aktor dipanggung hiburan turut diperketat, para publik figure yang dirasa nyentrik terutama berkaitan dengan politik, penggelapan pajak serta skandal kekerasan seksual dilarang untuk tampil dipublik. Begitu juga dengan video game di China.

Source

Newsweek Japan



Share.